Bulan Ramadan disebut bulan penuh berkah, penuh ampunan Allah. Di bulan Ramadan, ada sejumlah kegiatan ibadah yang bisa meningkatkan ta'aruf dan syariat ibadah diantaranya ramadhan meningkatkan ukhuwah di antara sesama muslim. Di antara kegiatan ibadah bersama yang dapat meningkatkan jalinan persaudaraan antara umat Islam itu diantaranya :
Pertama, shaum itu sendiri. Selama menunaikan saum kita bisa merasakan bagaimana haus dan dahaga selama satu bulan. Jika bukan karena dasar keimanan tentu hal itu cukup memberatkan. Perasaan lapar dan haus itu akan membangkitkan kesadaran akan kelaparan dan kehausan yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang fakir dan miskin, yang bukan hanya dalam waktu satu bulan, tapi mungkin setiap hari.
Pertama, shaum itu sendiri. Selama menunaikan saum kita bisa merasakan bagaimana haus dan dahaga selama satu bulan. Jika bukan karena dasar keimanan tentu hal itu cukup memberatkan. Perasaan lapar dan haus itu akan membangkitkan kesadaran akan kelaparan dan kehausan yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang fakir dan miskin, yang bukan hanya dalam waktu satu bulan, tapi mungkin setiap hari.
Kesadaran itu akan mendorong untuk mau berbagi rizki dengan mereka dalam bentuk zakat, infak dan sedekah. Ini akan lebih memper-erat hubungan baik antara si kaya dengan si miskin., disamping tentu bersedekah di bulan Ramadan memiliki nilai istimewa, seperti dinyatakan dalam hadits riwayat at-Tirmidzi bahwa seutama-utamanya sedekah, adalah sedekah di bulan Ramadan.
Kedua, shalat Tarawih berjamaah meningkatkan persaudaraan. Salat Tarawih bisa dilaksanakan munfarid atau sendirian, tapi lebih utama dilaksanakan berjamaah. Imam Ahmad pernah ditanya oleh muridnya tentang mana yang lebih utama tarawih sendirian atau berjamaah. Beliau menjawab : berjamaah dengan imam lebih utama. Ketika ditanyakan dasarnya. Beliau menjelaskan bahwa ketika Rasulullah saw mengimami salat tarawih sampai lewat tengah malam, ada sahabatnya yang usul agar diteruskan salat, mungkin tidur juga tanggung. Nabi saw menjawab tidak usah, karena barangsiapa yang salat tarawih bersama imam (berjama'ah) sampai selesai, maka sesisa malam yang tidak dipakai tarawih, akan diberi pahala salat tarawih.
Ketiga, menyediakan makanan buat berbuka orang-orang yang shaum, baik untuk keluarga, atau yang lainnya, terutama bagi kaum du'afa. (fakir, miskin, aitam). Caranya bisa diantar ke rumah mereka, atau disediakan di mesjid atau diundang ke suatu tempat lainnya. Amalan ini memiliki keutamaan seperti yang dijelaskan Nabi saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah yang menyatakan bahwa barangsiapa yang menyediakan buka bagi orang yang saum akan mendapatkan ampunan Allah. Kemudian dalam hadits riwayat Imam Ahmad dinyatakan bahwa barangsiapa yang menyediakan buka buat orang yang saum, maka ia akan mendapatkan pahala sebesar pahala orang-orang yang saum yang disediakan buka olehnya.
Keempat, Tadarus bersama-sama, Selama bulan Ramadan kita dianjurkan untuk lebih memperbanyak tadarus al-Qur'an, seperti yang dilakukan oleh Nabi saw bersama malaikat Jibril. Kegiatan tadarus ini bisa dilakukan dalam bentuk membaca dan memahami al-Qur'an baik sendiri-sendiri atau bersama-sama di mesjid atau tempat lainnya, atau dalam bentuk halakoh, kultum, kuliah subuh, ceramah tarawih, diskusi, dsb.
Kelima, I'tikaf bersama di mesjid. Pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan Nabi saw bersama sahabatnya biasa menjalankan I'tikaf, yakni berdiam diri di mesjid, untuk memperbanyak tadarus dan kegiatan ibadah lainnya.
Kegiatan-kegiatan ibadah yang dilakukan secara jama'i berkelompok, baik itu I'tikaf, tadarus, buka shaum, tarawih, ini merupakan momentum untuk lebih memperluas ta'aruf dan lebih memperkokoh solidaritas dan ukhuwah di antara sesama muslim. Semoga.
Demikian artikel menarik membahas bulan suci Ramadhan dengan judul tema Shaum momentum peningkatan ukhuwah yang ditulis oleh KH. Drs. Shiddiq Amien, MBA Allohu yarham, beliau mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat PERSIS.
Ketiga, menyediakan makanan buat berbuka orang-orang yang shaum, baik untuk keluarga, atau yang lainnya, terutama bagi kaum du'afa. (fakir, miskin, aitam). Caranya bisa diantar ke rumah mereka, atau disediakan di mesjid atau diundang ke suatu tempat lainnya. Amalan ini memiliki keutamaan seperti yang dijelaskan Nabi saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah yang menyatakan bahwa barangsiapa yang menyediakan buka bagi orang yang saum akan mendapatkan ampunan Allah. Kemudian dalam hadits riwayat Imam Ahmad dinyatakan bahwa barangsiapa yang menyediakan buka buat orang yang saum, maka ia akan mendapatkan pahala sebesar pahala orang-orang yang saum yang disediakan buka olehnya.
Keempat, Tadarus bersama-sama, Selama bulan Ramadan kita dianjurkan untuk lebih memperbanyak tadarus al-Qur'an, seperti yang dilakukan oleh Nabi saw bersama malaikat Jibril. Kegiatan tadarus ini bisa dilakukan dalam bentuk membaca dan memahami al-Qur'an baik sendiri-sendiri atau bersama-sama di mesjid atau tempat lainnya, atau dalam bentuk halakoh, kultum, kuliah subuh, ceramah tarawih, diskusi, dsb.
Kelima, I'tikaf bersama di mesjid. Pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan Nabi saw bersama sahabatnya biasa menjalankan I'tikaf, yakni berdiam diri di mesjid, untuk memperbanyak tadarus dan kegiatan ibadah lainnya.
Kegiatan-kegiatan ibadah yang dilakukan secara jama'i berkelompok, baik itu I'tikaf, tadarus, buka shaum, tarawih, ini merupakan momentum untuk lebih memperluas ta'aruf dan lebih memperkokoh solidaritas dan ukhuwah di antara sesama muslim. Semoga.
Demikian artikel menarik membahas bulan suci Ramadhan dengan judul tema Shaum momentum peningkatan ukhuwah yang ditulis oleh KH. Drs. Shiddiq Amien, MBA Allohu yarham, beliau mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat PERSIS.
Terima kasih telah berkunjung dan anda dapat membaca tulisan menarik lain dengan judul kedudukan hadits doa menyambut ramadhan yang harus anda ketahui.