Amalan Hari Arafah 9 Dzulhijjah
Ceramah QS. ATTAKATSUR
Tema : QS. ATTAKASUR
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى فَضَّلَ بَنِى آدَمَ بِالْعِلْمِ وَالأَعْمَلْ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ. وَعَلَى أَلِهِ وَالصَّحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى أَخِرِ الأَيَّامِ.
QS. AL-KAUTSAR
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (3)
Prolog : Syukur Atas Nikmat Dohir Dan Bathin
Allah ta’ala berfirman:
وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً (لقمان: 20
Artinya: “Dan Allah telah menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya yang lahir dan batin untukmu.” (QS. Luqman: 20)
Nikmat Batin Itu Nikmat Agama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ عزَّ وجَلَّ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ وَلَا يُعْطِي الدِّيْنَ إِلَّا لِمَن أَحَبَّ (رواه أحــمد)
Artinya: “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla memberikan (nikmat) dunia kepada orang yang Ia cintai dan kepada orang yang tidak Ia cintai, dan tidak memberikan nikmat agama kecuali kepada orang yang Ia cintai.” (HR. Ahmad)
Disampaikan di Bulan Dzulqadah (Bulan Duduk-duduk)
Dzulqadah berasal dari bahasa Arab ذُو القَعْدَة yang terdiri dari dzu artinya pemilik yang jika disandingkan dengan kata lainnya berarti berbeda. Sementara kata qa’dah adalah devriasi dari kata qa’ada yang secara etimologis berarti orang yang tidak memiliki tempat duduk atau tidak bepergian ke mana-mana.
Dalam Lisanul ‘Arab disebutkan, bahwa bulan ke-11 dalam bulan Hijriah ini diberi nama Dzulqadah karena pada bulan ini, orang Arab tidak bepergian, tidak mencari pakan ternak, dan tidak melakukan peperangan. Karenanya jazirah Arab lebih tenang, demi menghormati bulan ini. Sebagian mengatakan juga bahwa tidak bepergian di bulan ini, demi mempersiapkan ibadah haji.
Keutamaan Bulan Dzulqadah
Pertama, Dzulqadah adalah satu dari empat bulan yang dimuliakan diantara bulan lainnya. Yakni: bulan Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Sebagaimana disebutkan dalam QS. at-Taubah ayat 36:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ (سورة التوبة
Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan yang diagungkan (Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.”)
Hadits Penciptaan Rohmat Alloh berupa rahman dan rahim,
Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Abu Hurairah:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله ﷺ يقول: جعل الله الرحمة مائة جزء، فأمسك عنده تسعة وتسعين، وأنزل في الأرض جزءًا واحدًا، فمن ذلك الجزء يتراحم الخلائق، حتى ترفع الدابة حافرها عن ولدها خشية أن تصيبه
“Allah SWT menempatkan rahmat menjadi 100 bagian. Dia menyimpan ini satu bagian. Satu bagian inilah yang dibagi pada seluruh makhluk (begitu meratanya sampai-sampai satu bagian yang dibagikan itu diperoleh pula oleh) seekor binatang yang mengangkat kakinya karena dorongan kasih sayang, khawatir jangan sampai menginjak anaknya.”
Kedua, Dzulqadah Rasulullah Saw. senantiasa berumroh.
Sahabat Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu meriwayatkan:
اعْتَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَرْبَعَ عُمَرٍ، كُلَّهُنَّ فِي ذِي القَعْدَةِ، إِلَّا الَّتِي كَانَتْ مَعَ حَجَّتِهِ، عُمْرَةً مِنَ الحُدَيْبِيَةِ فِي ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنَ العَامِ المُقْبِلِ فِي ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنَ الجِعْرَانَةِ، حَيْثُ قَسَمَ غَنَائِمَ حُنَيْنٍ فِي ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ (رواه البخاري)
Artinya: “Rasulullah saw. berumrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqadah kecuali umrah yang dilaksanakan bersama haji beliau, yaitu satu umrah dari Hudaibiyah, satu umrah pada tahun berikutnya, satu umrah dari Ji’ranah ketika membagikan rampasan perang Hunain dan satu lagi umrah bersama haji.” (HR. al-Bukhari).
Ketiga, malam-malam bulan Dzulqadah adalah 30 malam yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya:
وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً، وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ
“Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa untuk memberikan kepadanya kitab Taurat setelah berlalu tiga puluh malam (bulan Dzulqadah), dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi (sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya menjadi empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya, yaitu Harun, ‘Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku, dan perbaikilah dirimu dan kaummu, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.’” (QS. Al A’raf: 142).
BAHASAN MATERI : QS. AL-KAUTSAR
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (3)
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus.
Surat Al Kautsar (الكوثر) adalah surat ke-108
Surat terpendek dalam Al Quran.
Surat ini terdiri dari tiga ayat dan merupakan Surat Makkiyah,
Surat ke-14 atau ke-15 yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yakni setelah Surat Al Adiyat dan sebelum surat At Takatsur.
Syariat menyembelih Qurban itu di Madinah
Arti Al-Kautsar
Hadits yang Al-Qurthubi maksud adalah hadits riwayat Imam Al-Bukhari dari Anas, dan juga riwayat At-Tirmidzi dari Anas dan Umar. At-Tirmidzi mengomentari bahwa hadits ini termasuk hadits hasan shahih. Rasulullah saw bersabda:
الْكَوْثَرُ: نَهَرٌ فِي الْجَنَّةِ، حَافَّتَاهُ مِنْ ذَهَبٍ، وَمَجْرَاهُ عَلَى الدُّرِّ وَالْيَاقُوتِ، تُرْبَتُهُ أَطْيَبُ مِنَ الْمِسْكِ، وَمَاؤُهُ أَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ وَأَبْيَضُ مِنَ الثَّلْجِ. هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Artinya: "Al-Kautsar adalah sebuah sungai di surga, yang kedua tepiannya terbuat dari emas, dan selokan (dinding) sungai itu terbuat dari permata dan jamrud, adapun pasirnya lebih harum dari kasturi, dan airnya lebih manis dari madu dan lebih putih dari salju."(Syamsudin al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, [Mesir, Darul Kutub Al-Mishriyah: 1384 H/1964 M], juz XX, halaman 216-218).
Walaupun kata nabi maa laa ainun roat walaa udun samiat, tapi cobalah bayangkan dg iman.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir | Asbab Nuzul
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu terkait asbabun nuzul Surat Al Kautsar.
Bahwa Rasulullah menundukkan kepalanya sejenak lalu beliau mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Para sahabat bertanya, “Mengapa engkau tersenyum ya Rasulullah?”
Maka Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku suatu surat.” Lalu beliau membaca Surat Al Kautsar. “Tahukah kalian apakah Al Kautsar itu?”
Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
هُوَ نَهْرٌ أَعْطَانِيهِ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ فِى الْجَنَّةِ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ يَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ الْكَوَاكِبِ يُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُم فَأَقُولُ يَا رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِى. فَيُقَالُ لِى إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ
Al Kautsar adalah sebuah sungai (telaga) yang diberikan kepadaku oleh Tuhanku di dalam surga. Padanya terdapat kebaikan yang baik. Umatku kelak akan mendatanginya di hari kiamat. Jumlah wadah-wadah (bejana-bejana)nya sama dengan bilangan bintang-bintang. Diusir darinya seseorang hamba, maka aku berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya dia dari umatku.” Maka dikatakan, “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-buatnya sesudahmu.” (HR. Ahmad; shahih).
Poin-poin Utama Dalam QS. ALKAUTSAR
Al Kautsar
Sholat
Menyembelih
Pembenci Nabi Muhammad
ALKAUTSAR
Nikmat Yang Banyak (Nikmat Badaniyah, Nikmat Ruhiyah).
Orang Yang Syukur itu Minoritas
Dalam QS. Saba' : 13 Allah berfirman bahwa hambaNya yang bersyukur tergolong kaum minoritas ;
وَقَلِيلٌۭ مِّنْ عِبَادِىَ ٱلشَّكُورُ
"Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur"
Ayat Syukur :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7)
Diceritakan (Fahaddits)
.
SHALAT
Kata shalli (صل) adalah bentuk perintah dari shalat (صلاة).
Shalat : Kewajiban - Kebutuhan - Kenikmatan
Hadis Nabi Muhammad SAW
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ
“Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah salat” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Kualitas Sholatmu = Kualitas Rizkimu
Al-Qur’an Surat Thaha : 132.:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa” (QS. Thaha : 132)..
Keluarga
Sabar
Rizki
Akibat = Efek
Minta Tolonglah dengan Sabar dan Sholat.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِ يْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153)
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Dan mintalah pertolongan kamu sekalian dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS Al Baqoroh 45).
Sujud Itu Luar Biasa
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ رواه مسلم
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa [HSR. Muslim, no. 482]
Keutamaan Menjaga Sholat Terbukti Di Akhirat
Mendapatkan Cayaha di Hari Kiamat
Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ
“Barang siapa yang menjaga salat lima waktu, maka salat itu akan menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Dan pada hari kiamat, orang yang tidak menjaga salatnya itu akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf” (HR. Ahmad).
.
MENYEMBELIH (QURBAN)
Kata inhar (انحر) berasal dari kata nahr (نحر) yang artinya pangkal leher, sekitar tempat meletakkan kalung. Dari sana muncul makna penyembelihan karena menyembelih unta itu di pangkal leher..
Kisah Qurbannya Anak Adam
Kapan pertama kali qurban menurut al-quran?
Pertama kali qurban itu anaknya Nabi Adam. Qs 5 : 27-31.
Kisah Qabil dan Habil ini diabadikan dalam Al-Qur’an yang berbunyi,
وَٱتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَأَ ٱبۡنَيۡ ءَادَمَ بِٱلۡحَقِّ إِذۡ قَرَّبَا قُرۡبَانٗا فَتُقُبِّلَ مِنۡ أَحَدِهِمَا وَلَمۡ يُتَقَبَّلۡ مِنَ ٱلۡأٓخَرِ قَالَ لَأَقۡتُلَنَّكَۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡمُتَّقِينَ
Artinya, “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Ma’idah [5]: 27)
Nabi Adam Usianya 960 Tahun
Kisah mengenai anak-anak Nabi Adam As ada dalam kitab karya Ibnu Katsir berjudul "Kisah Para Nabi". Di kitab tersebut diceritakan Hawa melahirkan darah daging Nabi Adam sebanyak 40 anak dengan dua kali kehamilan.
Namun ada juga yang berpendapat kalau Hawa mengandung sebanyak 120 kali. Setiap hamil, dia melahirkan dua anak kembar, laki-laki dan perempuan.
Anak pertama Nabi Adam dan Siti Hawa adalah Qabil dan Iqlima. Anak Kedua Habil dan Iqlima.
Anak Ke1 Qobil (Petani): Ditolak Qurbannya
Anak Ke2 Habil (Peternak): Diterima Qurbannya
.
Qabil lahir bersama dengan saudari satu kandung yang bernama Iqlima. Konon, Iqlima terlahir sebagai wanita yang cantik berseri. Sementara Habil lahir dengan saudari kandungan yang bernama Labuda. Paras Labuda tidak secantik Iqlima.
.
Syekh Fakhruddin al-Razi menjelaskan,
قَبِلَ اللَّه تَعَالَى قُرْبَانَ هَابِيلَ بِأَنْ أَنْزَلَ اللَّه تَعَالَى عَلَى قُرْبَانِهِ نَارًا، فَقَتَلَهُ قَابِيلُ حَسَدًا لَهُ.
Artinya, “Allah ta’ala menerima kurban Habil dengan menurunkan api untuk menyambar kurban milik Habil. Kemudian Qabil membunuhnya karena merasa dengki.” (lihat al-Razi, Mafatih al-Ghaib, juz 11, hal. 204)
.
Qurban Nabi Ibrahim
Al-Qur’an surat al-Shaffat ayat 101:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: "Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.".
Nabi Ibrohim Teladan Umat Islam
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ.
Sungguh telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya…”
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْهِمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُو اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ.
“Sungguh, pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) terdapat suri teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian.” (QS. al-Mumtahanah [60]: 4 dan 6.
Setiap Masa Ada Orangnya. Setiap Orang Ada Masa Nya.
Ujian Pengorbanan Nabi Ibrohim luar biasa
Ujian Aqidah (Di Babilonia, Kota Ur)
Ujian menghadapi ayahnya Azar produsen Patung.
Ujian Keyakinan dan Keberanian
Keberanian Menghadapi raja Namrud sendirian.
Menghadapi dengan logika dan perbuatan ketika besoknya Namrud mau ada penyembahan.
Setelah itu dihukum dibakar.
Diajak debat dan raja kalah dan diusir.
dari Irak pindah ke Mesir.
Mesir dikuasai Raja Firaun
Istri nabi Ibrohim dibawa dan dia mengatakan ini saudaraku.
Ada keyakinan mesir kalau raja menikahi istri yang bersuami kekuasaannya bertambah.
Sarah itu cantik karena tidak pernah marah.
Hajar = pemberian hadiah dari firaun
Pindah ke Syam Palestina
Hajar dinikahi.
Hajar melahirkan Ismail
Sarah melahirkan Ishak
Ujian Keluarga
Hajar dan Ismail ketika 4 bulan disimpen di Makah
Ujian meninggalkan anak istri di padang yang tak ada air.
Sai di Sofa Marwa tiba2 diberi oleh Alloh Air Zam zam
Ketika ada air berbondong2 lah orang datang ke wilayah Makah.
Ibrohim diambil dari Abu Rohim
Ujian Kecintaan kepada Alloh atau ke Anak yng disayangi?
Ketika Ismail balig diuji oleh Alloh harus disembelih.
Penyembelihan itu bentuk kecintaan kepada Alloh.
Dibentukan pilihan
Cinta Alloh atau Cinta Anak? Nabi Ibrohim memilih Alloh yang lebih dicintainya.
Nabi Ibrohim itu beriman kepada Alloh
QS 2:65.
Saat lulus tidak disembelih bersama-sama membangun kabah sebagai qiblat umat Islam.
Berkorban itu harus yang terbaik.
QS 3:92
Kebiasaan buruk kita mau qurban nanti kalau sudah dekat. makanya harus Nabung.
.
Ibadah penyembelihan
Aqiqah : kewajiban orang tua menyembelih pada usia ke7.
Udhiyah : penyembelihan pada hari idul adha dan hari tasyrik.
Hadyu : penyembelihan bagi yg ibadah haji 2:196.
Ibadah haji terbagi 3 : (al baqarah 196-199)
Ifrod ibadah haji dan Umroh terpisah
Qiron haji umroh bersatu bawa sembelihan dari negaranya.
Tamatu. Yg beli hewan sembelihannya di arab. Kalau tidak menyembelih puasa 3hari di sana di tanah air 7hari.
.
Qurban Sebagai Syiar Alloh
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan unta-unta itu Kami jadikan untuk-mu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makanlah orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur. (Al-Hajj: 36)
.
PEMBENCI NABI MUHAMMAD
Kata syani’aka (شانئك) berasal dari kata syana’aan (شنآن) yang artinya adalah kebencian. Kata ini digunakan untuk menunjukkan kebencian yang bukan pada tempatnya dan yang lahir dari iri hati.
Tema Ceramah Al-Falah | Bahagia Itu Tenang
TEMA : AL-FALAH BAHAGIA ITU TENANG
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَقَالَ الله تَعَالَى
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (4) وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (5
Artinya, “(1) Sungguh beruntung orang-orang yang beriman; (2, yaitu) orang yang khusuk dalam shalatnya; (3) orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna; (4) orang yang menunaikan zakat; (5) dan orang yang memelihara kemaluannya.” (QS al-Mu’minun: 1-5).
Prolog : Kenapa kita harus ngaji?
3 hal yg harus selalu bertambah : Iman Ilmu Amal.
Surat Al-Mulk Ayat 10
وَقَالُوا۟ لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِىٓ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ
Artinya: Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".
Apa sesungguhnya yg kita cari di dunia?
1.Nikmat 2.Tenang 3.Bahagia (NTB)
NT = Terasa Di Dunia.
NTB = Di Akhirat.
Terkadang kita salah membedakan Tenang dan Bahagia.
Andaikan kita mencari Bahagia di Dunia, Di Pekerjaan, Di Kantor, Di Pasar, dijamin pasti TIDAK KETEMU. Paling dapat juga TENANG, dan tenang di dunia itu sifatnya sementara.
Dari mana Rasa Tenang Yang Sesungguhnya?
QS. Al-Fath Ayat 4
هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ السَّكِيۡنَةَ فِىۡ قُلُوۡبِ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ لِيَزۡدَادُوۡۤا اِيۡمَانًا مَّعَ اِيۡمَانِهِمۡ ؕ وَلِلّٰهِ جُنُوۡدُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيۡمًا حَكِيۡمًا
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana;
Tafsir Sabab Nuzul Ketika Perjanjian Hudaibiyah Thn Ke6 Hijriah. Perjanjian Damai Antara Rasul Dengan Kafir Quraish.
Isi Perjanjian Hudaibiyah Yg Seolah Merugikan Kaum Muslimin
Kedua belah pihak bersedia menghentikan gencatan senjata selama 10 tahun.
Setiap orang diberi kebebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW atau menjadi bagian dari kaum kafir Quraisy.
Kaum muslimin wajib untuk mengembalikan orang Makkah yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW di Madinah tanpa alasan yang benar kepada walinya, sedangkan kaum kafir Quraisy tidak wajib mengembalikan orang Madinah yang menjadi pengikut mereka.
Kunjungan rombongan umat Islam untuk menunaikan ibadah haji ditangguhkan pada tahun berikutnya. Lama kunjungan paling lama adalah 3 hari dan tidak diperbolehkan membawa senjata
Imam al-Bukhari menetapkan kesimpulan berdasarkan ayat ini bahwa iman itu tidak sama kadarnya dalam setiap hati orang beriman, ada yang tebal, ada yang sedang, dan ada pula yang tipis. Di samping itu, iman dapat pula bertambah dan berkurang pada diri seseorang.
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan menurunkan ketenangan dalam hati orang-orang yang beriman ialah menghilangkan perbedaan pendapat yang terjadi di antara para sahabat Rasulullah saw tentang Perjanjian Hudaibiyyah. Dengan timbulnya ketenangan hati, semua sahabat Nabi akhirnya mengikuti keputusan Rasulullah. Diriwayatkan bahwa 'Umar bin al-Khaththab termasuk di antara sahabat yang tidak menyetujui Perjanjian Hudaibiyyah
3 Ruang yang mesti diisi dalam diri : Perut Kepala dan Hati
Letak Ketenangan yang Permanen : Di Hati
Tenang Sementara : Di Perut dan Kepala
Kebanyakan orang mencari hidupnya senang.
Cari Senang atau Tenang?
"Tiap yg Tenang pasti Senang. Tapi tidak semua yg Senang itu Tenang."
Kalau bahagia ada di harta maka orang bahagia di orang kaya. Faktanya, tidak semua yg kaya bahagia.
Kalau bahagia di ilmu maka yg bahagia cuma orang pintar. Faktanya ada yg tidak berilmu juga yg bahagia
Kenapa Sebab Adanya Rasa Tenang?
Tidak Lapar dan Tidak Ada Kerusuhan. Aman qs quraish. Alladzi atamanahun min juu’ waamanahum min khouf.
Lingkungan Aman. Qs.Attin. Wa Haaada baladil amiin..
Sebab Ada Ilmu karena keyakinan, Ex. Naik pesawat merasa aman.
Sakinah. Tenang yg melekat ke jiwa. Ex. Ketenangan rumah tangga.
Usaha orang mencari tenang ada yg :
Healing ke pantai, gunung, dst
Makan obat penenang, anastesi dst.
Nongkrong
Jadikan hidup kita Tenang nya saat kita mendekatkan diri dg Alloh di Mesjid.
Sukses itu : Di Dunia Tenang, Di Akhirat Bahagia
Najah, Sukses Di Dunia Saja
Falah, Sukses Di Dunia dan Akhirat
Faaza. Suksee Sejati di Akhirat
Peringatan Bagi Pemburu Dunia
مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ
وَمَنْ كَانَتْ اْلآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
Siapa saja yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, Allah mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinannya selalu membayang di pelupuk kedua matanya; tidak akan datang kepadanya bagian dari dunia kecuali yang telah ditetapkan untuknya.
Siapa saja yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, Allah menghimpunkan untuknya urusannya dan menjadikan kekayaannya ada di dalam hatinya, dan dunia mendatanginya, sementara dunia itu remeh dan rendah. (HR Ibn Majah, Ahmad, al-Baihaqi, Ibn Hibban, ad-Darimi dll).
Ketenangan itu dari Alloh. dan Dimana Di tempatkannya?
4 Tempat Sumber Ketenangan yang Disebut Dalam Alquran. SUKUN, SAKANUN, SAKINAH
Rumah
Malam
Pasangan
Doa
Berikut ini makna dan sumber ketenangan dalam Alquran:
1. Rumah. Firman Allah SWT surat An Nahl ayat 80:
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ جُلُودِ الْأَنْعَامِ بُيُوتًا تَسْتَخِفُّونَهَا يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ إِقَامَتِكُمْ ۙ وَمِنْ أَصْوَافِهَا وَأَوْبَارِهَا وَأَشْعَارِهَا أَثَاثًا وَمَتَاعًا إِلَىٰ حِينٍ
“Dan Allah menjadikan rumah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagimu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit hewan ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya pada waktu kamu bepergian dan pada waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan kesenangan sampai waktu (tertentu).”
Ketika sebuah rumah tersebut adalah bagian dari keberkahan yang Allah berikan. Maka rumah terbut akan menjadi sebagai sumber ketengan dan kebahagian penghuninya.
2. Malam. Dalam Alquran surat Yunus ayat 67 disebutkan:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
“Dialah yang menjadikan malam bagimu agar kamu beristirahat padanya dan menjadikan siang terang-benderang. Sungguh, yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.”
Allah menciptakan malam sebagai waktu istirahat makhluk-makhluknya. Sehingga mereka dapat merasakan ketenangan di dalamnya. Ketika waktu malam tiba, untuk mendapatkan ketenangan seorang Muslim bisa membaca Alquran, berzikir, bershalawat maupun memberikan infak kepada orang yang membutuhkan.
3. Pasangan. Surat Ar Rum ayat 21:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
Sebagaimana arti dari ayat di atas, istri dapat menjadi sumber ketenangan dan ketentraman bagi pasangannya. Tentu istri tersebut haruslah istri yang bisa menyenangkan hati suami dengan ketaatan baik kepada suami dan juga kepada Allah SWT.
4. Berdoa. Surat At Taubah ayat 103:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Mahamendengar, Mahamengetahui.”
Dengan berdoa kepada Allah maka akan membuat hati lebih tenang dan tentram. Berdoa bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain, termasuk kepada mereka yang menerima sedekah dari kita.
Cara menenangkan hati.
1. Selalu Mengingat Allah (Dzikir)
Salah satu cara paling efektif untuk menenangkan hati adalah dengan memperbanyak dzikir, yakni mengingat dan menyebut nama Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an,
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" (QS. Ar-Ra’d: 28).
Dzikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, seperti dengan membaca tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), dan takbir (Allahu Akbar).
Dzikir tidak hanya membuat hati lebih tenang tetapi juga membawa keberkahan dalam hidup. Dengan mengingat Allah, kita akan merasa dekat dengan-Nya dan senantiasa merasa dilindungi, yang bisa mengurangi rasa cemas dan gelisah.
2. Bertawakal kepada Allah
Tawakal berarti menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha sebaik mungkin. Ketika kita pasrahkan hasil setiap usaha kepada Allah, hati kita menjadi lebih tenang, karena kita yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.
Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, pasti Dia akan memberimu rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, pagi hari ia lapar, dan petang hari ia kenyang” (HR. Tirmidzi).
Dengan bertawakal, kita tidak lagi merasa cemas akan masa depan, dan hati pun akan merasa lebih lapang dan tenang dalam menghadapi berbagai situasi hidup.
3. Memperbanyak Membaca Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah petunjuk hidup bagi setiap Muslim. Membaca dan memahami Al-Qur'an bisa membawa ketenangan dan kebahagiaan dalam hati. Al-Qur'an mengandung banyak hikmah, nasihat, dan janji Allah yang bisa menguatkan jiwa.
Allah SWT berfirman, “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Al-Isra’: 82).
Setiap ayat yang kita baca dengan penuh penghayatan dapat memberikan inspirasi dan mengingatkan kita akan kebesaran Allah, yang pada akhirnya membantu kita mengatasi perasaan gelisah dan mencapai kedamaian.
4. Memperbanyak Shalat Sunnah
Selain melaksanakan shalat fardhu lima waktu, memperbanyak shalat sunnah juga dapat menenangkan hati. Shalat sunnah seperti shalat dhuha, tahajjud, dan rawatib adalah bentuk pendekatan diri kepada Allah yang bisa meningkatkan ketenangan batin. Rasulullah SAW juga sangat menganjurkan shalat tahajjud sebagai amalan yang mendekatkan diri kepada Allah di waktu sepi, sehingga hati kita lebih tenang dan damai.
Dengan melaksanakan shalat sunnah, kita tidak hanya menambah pahala tetapi juga mendapatkan kedamaian hati yang sulit ditemukan dari aktivitas lainnya.
5. Selalu Bersyukur dalam Keadaan Apapun
Rasa syukur adalah kunci ketenangan hati. Islam mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dalam setiap keadaan, baik dalam kesulitan maupun kemudahan. Bersyukur tidak hanya membuat kita merasa cukup dengan apa yang dimiliki, tetapi juga menjauhkan kita dari perasaan iri atau kecewa terhadap takdir.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” (QS. Ibrahim: 7).
Dengan bersyukur, hati menjadi lebih tenang dan lapang, karena kita yakin bahwa segala yang Allah berikan adalah yang terbaik bagi kita.
6. Menghindari Perbuatan yang Dilarang
Islam sangat menekankan kebersihan hati, dan salah satu cara menjaganya adalah dengan menjauhi perbuatan maksiat. Hati yang terbebas dari dosa dan kesalahan akan lebih mudah merasakan ketenangan. Setiap dosa yang dilakukan dapat membebani hati, membuat kita merasa bersalah, dan jauh dari ketenangan.
Rasulullah SAW bersabda, “Kebaikan adalah apa yang menenangkan jiwa, dan dosa adalah yang menimbulkan keraguan dalam hatimu” (HR. Ahmad).
Oleh karena itu, menjaga diri dari hal-hal yang dilarang Allah akan membuat hati kita lebih damai.
7. Menjaga Silaturahmi dan Menghindari Permusuhan
Islam sangat menganjurkan menjaga silaturahmi dan menghindari permusuhan. Hati yang dipenuhi dengan kebencian dan dendam tidak akan pernah merasakan ketenangan. Sebaliknya, memaafkan dan menjaga hubungan baik dengan orang lain dapat membantu kita merasakan kedamaian batin.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menjalin silaturahmi” (HR. Bukhari).
Dengan menjaga hubungan yang baik dengan sesama, hati kita akan lebih lapang, tenang, dan senantiasa dipenuhi rasa kasih sayang.
8. Bersedekah dan Berbuat Kebaikan
Bersedekah dan melakukan kebaikan adalah cara lain untuk mendapatkan ketenangan hati. Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api” (HR. Tirmidzi).
Dengan membantu orang lain, kita dapat merasakan kebahagiaan dan kedamaian, yang akhirnya membawa ketenangan batin.
Berbuat baik tidak hanya kepada sesama manusia tetapi juga kepada lingkungan, hewan, dan semua ciptaan Allah adalah cara untuk menumbuhkan perasaan positif dalam diri kita. Ketenangan hati akan muncul dari kepuasan batin atas kebaikan yang telah kita lakukan.
9. Berdoa dan Memohon Ketenangan kepada Allah
Doa adalah cara untuk berbicara langsung dengan Allah, meminta petunjuk, perlindungan, dan ketenangan hati. Memohon ketenangan dalam doa dapat membuat kita merasa lebih dekat dengan Allah dan lebih percaya diri dalam menghadapi setiap permasalahan. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman,
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS. Ghafir: 60).
Dengan doa, hati kita akan merasa lebih tenang karena yakin bahwa Allah mendengar dan memahami setiap doa dan harapan yang kita sampaikan.
10. Bersabar dalam Menghadapi Ujian
Islam mengajarkan kita untuk selalu bersabar dalam setiap ujian yang diberikan oleh Allah. Ketenangan hati akan datang ketika kita mampu menghadapi segala masalah dengan ikhlas dan sabar. Allah berfirman,
“Dan bersabarlah; sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Anfal: 46).
Dengan bersabar, kita akan merasa lebih tenang dan tidak mudah putus asa dalam menjalani kehidupan. Kesabaran adalah kunci untuk menerima takdir Allah dengan lapang dada dan mempercayai bahwa setiap ujian membawa hikmah.
Khutbah Idul Fitri Hakikat Hidup Dan Kehidupan
Khutbah Ied Fitri : Hakikat Kehidupan
Oleh : Asep Iwan G., S.Ud.,M.Pd.I.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
وَقَالَ الله تَعَالَى: وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ (155) اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ (156) اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ (157)
وَقَالَ الله تَعَالَى: كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Jamaah shalat ied rahimakumullah
Hari ini kaum muslimin di segenap penjuru bumi menunaikan Idul Fitri. Dengan kumandang takbir, tahlil dan tahmid serta shalat idul fitri. Dalam suasana bahagia ini, marilah kita tingkatkan rasa syukur kepada Allah.
Salah satu bentuk perwujudan syukur adalah dengan menggunakan seluruh anugerah Allah untuk bekal amal saleh, untuk bekal beribadah. Sehingga semakin bányák nikmat yang kita terima mąką harus menjadi semakan taat.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. Yang telah memberikan suri tauladan utama untuk selalu kita tiru agar kita bisa menjadi muslim yang baik dan benar, menjadi manusia yang selamat dunia akhirat. Semoga kita selalu diberi kekuatan untuk mengikuti ajaran Rasulullah Muhammad SAW.
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
Hakikat Hidup di Dunia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum menciptakan manusia, sudah menciptakan surga dan neraka. Surga disiapkan untuk orang-orang yang bertakwa kepada-Nya, sebaliknya neraka disiapkan untuk orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
تِلْكَ حُدُودُ اللهِ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ {13} وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ ناَرًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُّهِينٌ {14}
“Demikian aturan Alloh. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedangkan mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar.—-Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (QS. An NIsaa’: 13-14)
Surga adalah tempat yang indah dan penuh dengan kenikmatan. Karena indahnya, sampai tidak dapat terbayangkan oleh akal fikiran, tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah terdengar oleh telinga.
واللفظ للبخاري عن أبي هريرة -رضي الله عنه-، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: قال الله: أعددت لعبادي الصالحين ما لا عين رأت، ولا أذن سمعت،
Jika seseorang masuk surga, maka ia akan hidup selama-lamanya, akan muda selama-lamanya, akan sehat selama-lamanya dan akan senang selama-lamanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُنَادِى مُنَادٍ إِنَّ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوا فَلاَ تَسْقَمُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا فَلاَ تَمُوتُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فَلاَ تَهْرَمُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوا فَلاَ تَبْتَئِسُوا أَبَدًا
“Akan ada penyeru (kepada penghuni surga): “Sesungguhnya kalian akan sehat dan tidak akan sakit selama-lamanya, kalian akan hidup dan tidak akan mati selama-lamanya, kalian akan muda dan tidak akan tua selama-lamanya, kalian akan senang dan tidak akan sengsara selama-lamanya.” (HR. Muslim).
Inilah kenikmatan yang sempurna dan kesenangan yang sesungguhnya. Berbeda dengan dunia, ketika senang disudahi dengan kesedihan, ketika hidup disudahi dengan kematian, ketika sehat disudahi dengan sakit dan ketika muda disudahi dengan masa tua. Dan lagi, kesenangan yang ada di dunia, hanya diraih dengan kerja keras dan usaha, di samping hanya sebentar dan tidak berlangsung lama. Berbeda dengan surga, apa yang kita inginkan ada, tanpa perlu kerja keras dan berusaha, bahkan kita hanya menikmati sambil duduk santai di atas dipan-dipan dengan dilayani oleh anak-anak muda.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
عَلَى سُرُرٍ مَّوْضُونَةٍ {15} مُّتَّكِئِينَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِينَ {16} يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُونَ {17} بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِّن مَّعِينٍ {18} لاَّيُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلاَيُنزِفُونَ {19} وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ {20} وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ {21} وَحُورٌ عِينٌ {22} كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ {23} جَزَآءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ {24}
“Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata–Seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan–Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,—Dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir,—Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,—Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,—Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.—Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,—Laksana mutiara yang tersimpan baik.—Sebagai Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al Waaqi’ah: 15-24)
Penghuninya bersaudara, dan tidak bermusuh-musuhan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَنَزَعْنَا مَافِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ {47} لاَيَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَاهُم مِّنْهَا بِمُخْرَجِينَ {48}
“Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedangkan mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.—Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.” (QS. Al Hijr: 47-48)
Serta kenikmatan lainnya yang begitu banyak.
Kenikmatan seperti inilah yang seharusnya dikejar dan didamba-dambakan oleh kita sebagai manusia, bukan kesenangan yang sementara (dunia).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
خِتَامُهُ مِسْكٌ وَفيِ ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ
“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS. Al Muthaffifin: 26)
Namun anehnya, kebanyakan manusia lebih mengedepankan kehidupan dunia, meninggalkan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala befirman:
كَلاَّ بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ {20} وَتَذَرُونَ اْلأَخِرَةَ {21}
“Bahkan kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia—Dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.” (QS. Al Qiyamah: 20-21)
Mereka rela mengorbankan fikiran dan tenaga untuk memperoleh kehidupan dunia yang fana, bahkan sejak mereka bangun tidur hingga tidur kembali, yang difikirkan mereka hanyalah “dunia”, lupa dengan akhirat, mereka rela bekerja keras untuk mendapatkan kenikmatan yang sesaat, namun untuk kenikmatan yang sesungguhnya, berat sekali melakukannya, bahkan sampai ada yang tidak menyisakan sedikit pun waktunya untuk akhirat. Fa innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun.
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Hakikat Hidup di Dunia
Hadirin, surga yang demikian nikmat tidaklah murah. Untuk memperolehnya, tidak mungkin dengan berleha-leha dan santai begitu saja. Bahkan untuk memasukinya kita perlu dites terlebih dahulu, sebagaimana jika kita hendak memasuki sebuah fasilitas kerja atau sekolah yang sangat bagus dengan sarananya yang lengkap, kita tidak mudah masuk begitu saja, bahkan harus dites dahulu, jika berhasil barulah kita bisa memasukinya. Demikian juga jika kita ingin masuk surga.
Ya, manusia akan dites atau diuji dahulu, namun di manakah mereka dites dan apa bentuk tesnya???
Tidak lain dan tidak bukan, manusia dites atau diuji terlebih dahulu di dunia.
Jadi, dunia yang kita jalani ini merupakan tempat ujian, bukan tempat tujuan. Inilah sesungguhnya hakikat hidup di dunia, kalau sekiranya kita mengetahui.
Allah Ta’ala berfirman:
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ {1} الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ {2}
“Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu—Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” (QS. Al Mulk: 1-2)
Yakni bahwa kita akan diuji di dunia ini agar nampak jelas siapakah di antara kita yang paling baik amalnya, yakni yang paling ikhlas dan paling sesuai dengan tuntunan Rasul-Nya, dengan begitu kita dapat masuk ke dalam surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi.
Jika demikian, sudahkah kita menjalani ujian ini dengan sebaik-baiknya, sudahkah kita memperbaiki amal kita; apakah amal yang kita lakukan adalah amal shalih atau sebuah kemaksiatan, apakah amal shalih yang kita kerjakan ikhlas karena Allah atau tidak dan apakah amal shalih yang kita lakukan sesuai dengan tuntunan rasul-Nya atau tidak?
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Bentuk Ujian yang Dilalui Manusia
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لاَيُفْتَنُونَ {2} وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ {3}
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?—“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al ‘Ankabut: 2-3)
Bentuk Ujian yang Dilalui Manusia Ada Dua:
1. Ujian Enak (fitnah syahwat)
Yakni manusia dalam hidupnya di dunia, akan diuji dan digoda dengan hal-hal yang enak dan sejalan dengan selera hawa nafsunya. Godaan tersebut bisa berupa wanita, anak-anak, harta yang banyak, perniagaannya dsb. Allah Azza wa Jalla berfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkannya, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)
Jika seseorang dapat bersabar, dalam arti tidak tergoda dengan hal-hal di atas, yakni wanita, anak-anak, harta, perniagaannya dsb. tidak membuatnya lalai dari mengingat Allah, tidak membuatnya meninggalkan kewajiban dan tidak membuatnya jatuh mengerjakan larangan, maka dia akan beruntung di dunia dan di akhirat. Kepada mereka akan dikatakan:
سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
“Salamun ‘alaikum bima shabartum” (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu (surga).” (QS. Ar Ra’d: 24)
Sebaliknya, barang siapa yang termakan oleh godaan itu, yakni membuatnya meninggalkan perintah dan jatuh mengerjakan larangan, maka ia akan rugi di dunia dan di akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآأَوْلاَدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al Munafiqun: 9)
Contoh nyata dalam hal ini adalah ketika azan memanggilnya untuk shalat, jika ia sampai tidak mau mendatanginya karena sibuk mengurus hartanya atau sibuk dengan bisnisnya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang rugi.
2. Ujian Tidak Enak (fitnah dunia)
ada 3 bentuk :
Bala
Musibah
Fitnah.
…….
Bala dan Musibah Al Baqoroh 155-157:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ (155) اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ (156) اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ (157)
……
Firman Allah SWT:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami." (QS al-Anbiya ayat 35).
Semoga kita bisa melalui pembelajaran kehidupan dan lulus ujian di dunia ini. Amiin Ya Rabbal Alamin
Aqulu qouli hada waastaghfirulloh li walakum
TAQOBBALALLOHU MINNA WA MINKUM.
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ
يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمـُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمـُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فيَا قَاضِيَ الحَاجَاتِ.
اللّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسلِمِين وَاجْمَعْ كَلِمَةَ الْمُسْلِمِينَ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ الْعَلَمِينَ.
اَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنْصَارِ
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا… وَتُبْ عَلَينَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ