Bismillahirrohmaanirrohiem,
Selamat datang kembali di blog berbagi ilmu dan pengalaman, kali ini saya ingin membagi sesuatu yang sesuatu tersebut sudah menjadi amal yang langka ditemui di sekitar kita yaitu kegiatan hifdzul Al-Qur'an. Memang bagi penulis sendiri pun belum maksimal melakukannya tetapi walau dengan berat hati, diri sendiri pun belum dapat mengamalkannya mudah-mudahan khwan fillah ada yang bersedia berusaha menjadi haafizh atau hafidzoh.
Para calon hafizh atau hafizhoh ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Luruskan niat.
Apakah maksud kita menghafal Alquran untuk mendapatkan penghormatan dari orang lain? Apakah kita mendorong anak kita menghafal supaya kita dianggap sebagai orang tua yang sukses? Jika masih ada motivasi selain Allah di dalam hati kita, maka marilah beristighfar dan buru-buru meluruskan niat. Lillaahi ta’ala kita menghafal dan ridha allah adalah puncak tujuan kita. Mari mengingat QS.Al-Bayyinah: 5.
2. Istiqomah.
Istiqomah adalah konsisten. Tidak dapat dipungkiri bahwa kesemangatan dalam menghafal bersifat fluktuatif. Naik dan turun. Kondisi jiwa yang terkadang senang dan susah menjadi ujian bagi para penghafal Al-Qur’an. Disinilah istiqomah sangat menentukan keberhasilan dalam menghafal Al-Qur’an.
3. Memohon pertolongan kepada Allah SWT.
Menghafal Al-Qur'an telah dijanjikan Allah sebagai sesuatu yang mudah. Tapi hal tersebut tidak lalu membuat kita menjadi jumawa. Selayaknya kita menyadari bahwa kita tidak akan dapat menghafal Al-Qur'an kecuali dengan pertolongan Allah. Dan pertolongan Allah tersebut harus kita tarik.
Diibaratkan, dengan pergi ke kolam ikan kita akan mendapat banyak ikan. Tapi kita tidak akan mendapatkan satupun ikan hanya dengan berdiri mematung. Tentulah harus ada usaha untuk mendapatkan ikan tersebut. Usaha yang dapat kita lakukan untuk menarik pertolongan Allah diantaranya adalah memperbanyak amal sholeh. Sholat malam, puasa sunnah, bersedekah dan amal saleh lainnya insya Allah dapat menjadi kail untuk menarik pertolongan Allah.
Lalu bagaimana dengan saudara kita yang mengalami kesulitan dalam urusan menghafal. Tidak semua orang diberi anugerah dengan kemampuan menghafal yang baik. Maka tidak ada satupun alasan untuk mengundurkan diri dari menghafalkan Al-qur'an. Dan bagi mereka pahala dua kali lipat. Satu pahala karena bacaannya. Satu pahala lagi karena kesungguhannya. ( Himpunan Fadhilah Amal : 566)
Mulla Ali Qori rah.a. meriwayatkan dari Thabrani dan Baihaqi, “Barangsiapa berusaha menghafal Al-Qur'an, tetapi ia tidak mampu untuk menghafalnya, maka ia akan memperoleh ganjaran dua kali lipat. Dan barangsiapa benar-benar ingin menghafal Al-Qur'an tetapi tidak mampu dan ia tetap berusaha untuk menghafalnya, maka Allah akan membangkitkannya pada hari mahsyar bersama-sama para hafiz Al-qur'an.”
Selamat datang kembali di blog berbagi ilmu dan pengalaman, kali ini saya ingin membagi sesuatu yang sesuatu tersebut sudah menjadi amal yang langka ditemui di sekitar kita yaitu kegiatan hifdzul Al-Qur'an. Memang bagi penulis sendiri pun belum maksimal melakukannya tetapi walau dengan berat hati, diri sendiri pun belum dapat mengamalkannya mudah-mudahan khwan fillah ada yang bersedia berusaha menjadi haafizh atau hafidzoh.
Para calon hafizh atau hafizhoh ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Luruskan niat.
Apakah maksud kita menghafal Alquran untuk mendapatkan penghormatan dari orang lain? Apakah kita mendorong anak kita menghafal supaya kita dianggap sebagai orang tua yang sukses? Jika masih ada motivasi selain Allah di dalam hati kita, maka marilah beristighfar dan buru-buru meluruskan niat. Lillaahi ta’ala kita menghafal dan ridha allah adalah puncak tujuan kita. Mari mengingat QS.Al-Bayyinah: 5.
2. Istiqomah.
Istiqomah adalah konsisten. Tidak dapat dipungkiri bahwa kesemangatan dalam menghafal bersifat fluktuatif. Naik dan turun. Kondisi jiwa yang terkadang senang dan susah menjadi ujian bagi para penghafal Al-Qur’an. Disinilah istiqomah sangat menentukan keberhasilan dalam menghafal Al-Qur’an.
3. Memohon pertolongan kepada Allah SWT.
Menghafal Al-Qur'an telah dijanjikan Allah sebagai sesuatu yang mudah. Tapi hal tersebut tidak lalu membuat kita menjadi jumawa. Selayaknya kita menyadari bahwa kita tidak akan dapat menghafal Al-Qur'an kecuali dengan pertolongan Allah. Dan pertolongan Allah tersebut harus kita tarik.
Diibaratkan, dengan pergi ke kolam ikan kita akan mendapat banyak ikan. Tapi kita tidak akan mendapatkan satupun ikan hanya dengan berdiri mematung. Tentulah harus ada usaha untuk mendapatkan ikan tersebut. Usaha yang dapat kita lakukan untuk menarik pertolongan Allah diantaranya adalah memperbanyak amal sholeh. Sholat malam, puasa sunnah, bersedekah dan amal saleh lainnya insya Allah dapat menjadi kail untuk menarik pertolongan Allah.
Lalu bagaimana dengan saudara kita yang mengalami kesulitan dalam urusan menghafal. Tidak semua orang diberi anugerah dengan kemampuan menghafal yang baik. Maka tidak ada satupun alasan untuk mengundurkan diri dari menghafalkan Al-qur'an. Dan bagi mereka pahala dua kali lipat. Satu pahala karena bacaannya. Satu pahala lagi karena kesungguhannya. ( Himpunan Fadhilah Amal : 566)
Mulla Ali Qori rah.a. meriwayatkan dari Thabrani dan Baihaqi, “Barangsiapa berusaha menghafal Al-Qur'an, tetapi ia tidak mampu untuk menghafalnya, maka ia akan memperoleh ganjaran dua kali lipat. Dan barangsiapa benar-benar ingin menghafal Al-Qur'an tetapi tidak mampu dan ia tetap berusaha untuk menghafalnya, maka Allah akan membangkitkannya pada hari mahsyar bersama-sama para hafiz Al-qur'an.”