Metode tafsir tematik ayat tentang Bisnis Perdagangan yang tidak akan pernah rugi diungkapkan dalam QS. Fathir : 29-30. Pelajaran serta hikmah melalui penjelasan yang tersirat pada ayat tersebut bisa menjadi tips para wirausahawan sebagai motivasi meraih kesuksesan bisnis perdagangan sukses. Sekarang ini banyak orang bisnis dengan orientasi profit atau keuntungan saja, padahal bisnis menguntungkan itu sesungguhnya terletak pada ketenangan batin, ketenangan dan rasa nyaman.
Al-Quran Surat Fathir ayat 29-30 menyampaikan informasi berita gembira kepada orang Islam beriman yang melakukan aktifitas membaca Kitab Alloh, mendirikan sholat dan berinfak sesungguhnya sedang melakukan transaksi bisnis perdagangan yang tidak akan gagal.
Mari kita perhatikan secara seksama Qur’an Surat Fathir Ayat 29 dan 30 :
Tafsir Jalalain menjelaskan QS. Fathir 29-30 : Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca, selalu mempelajari kitab Allah dan mendirikan salat yakni mereka melaksanakannya secara rutin dan memeliharanya (dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan) berupa zakat dan lain-lainnya (mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi) tidak bangkrut.
Sahabat Ibnu Abas menceritakan hadits Rasul sebagaimana diriwayatkan ‘Abdul Ghani bin Sa’id ats-Tsaqafi bahwa ayat QS. Fathir: 29 turun berkenaan dengan Hushain bin al-Harits bin ‘Abdil Muththalib bin ‘Abdi Manaf al-Quraisy.
اۨلَّذِيْۤ اَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهٖ ۚ لَا يَمَسُّنَا فِيْهَا نَصَبٌ وَّلَا يَمَسُّنَا فِيْهَا لُـغُوْبٌ
Al-Quran Surat Fathir ayat 29-30 menyampaikan informasi berita gembira kepada orang Islam beriman yang melakukan aktifitas membaca Kitab Alloh, mendirikan sholat dan berinfak sesungguhnya sedang melakukan transaksi bisnis perdagangan yang tidak akan gagal.
Mari kita perhatikan secara seksama Qur’an Surat Fathir Ayat 29 dan 30 :
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (٢٩) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (٣٠ ) .
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang senantiasa membaca kitab Allah dan selalu mendirikan shalat serta terbiasa menyisihkan (infak) dari sedikit rizki yang telah Kami anugerahkan kepada mereka, baik infak secara diam-diam ataupun terang-terangan, mereka itu sedang mengharapkan BISNIS PERDAGANGAN yang tidak akan rugi. Supaya Allah SWT menyempurnakan pahala kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS. Fathir : 29-30).
Tafsir Ayat QS. Fathir : 29-30 Tentang Bisnis Yang Tidak Akan Rugi
Arti Lain dari beberapa sumber :
Quraish Shihab menulis arti QS. Fathir ayat 29 dan 30 : Sesungguhnya orang-orang yang senantiasa membaca kitab Allah, menkaji dan mengamalkannya, melaksanakan salat secara benar dan menginfakkan sebagian rezeki yang Allah berikan secara diam-diam maupun terang-terangan, mereka itulah orang-orang yang mengharapkan perniagaan kepada Allah yang tak pernah merugi.Tafsir Jalalain menjelaskan QS. Fathir 29-30 : Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca, selalu mempelajari kitab Allah dan mendirikan salat yakni mereka melaksanakannya secara rutin dan memeliharanya (dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan) berupa zakat dan lain-lainnya (mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi) tidak bangkrut.
Penjelasan sebab turun ayat Asbabun nuzul QS. Fathir : 29-30 :
Kitab tafsir Ibnu Katsir menyebut bahwa ayat ini masuk dalam kategori sebagai ayatul qurro, artinya ayat nya para pecinta al-quran. Cinta kepada Al-Qur’an bukan sekedar sayang tapi dibaca, dipelajari, ditadaburi, difami, diamalkan, dan bahkan diajarkan.Sahabat Ibnu Abas menceritakan hadits Rasul sebagaimana diriwayatkan ‘Abdul Ghani bin Sa’id ats-Tsaqafi bahwa ayat QS. Fathir: 29 turun berkenaan dengan Hushain bin al-Harits bin ‘Abdil Muththalib bin ‘Abdi Manaf al-Quraisy.
Diriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam kitab al-Ba’ts dan Ibnu Abi Hatim, dari Nafi’ bin al-Harits, yang bersumber dari ‘Abdullah bin Abi Aufa, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi saw.: “Yaa Rasulullah, sesungguhnya tidur merupakan kenikmatan dari Allah di dunia ini. Apakah nanti di surga kita bisa tidur?” Rasulullah menjawab: “Tidak ada. Karena tidur itu kawannya maut, sedang surga tidak ada maut”. Kemudian ” Ia bertanya lagi: “Bagaimana istirahat mereka (ahli surga) itu?” Pertanyaan ini menyinggung perasaan Rasulullah. Beliau bersabda: “Tidak ada capek di surga, semuanya serba senang dan enak.” Ayat ini (QS. Fathir: 35) turun sebagai penegasan atas ucapan Rasulullah tadi. Melalui ayat ini ditegaskan ciri-ciri orang yang dikabulkan amalnya oleh Allah swt, sebagai mana firman Allah :
اۨلَّذِيْۤ اَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهٖ ۚ لَا يَمَسُّنَا فِيْهَا نَصَبٌ وَّلَا يَمَسُّنَا فِيْهَا لُـغُوْبٌ
Artinya : yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu. (QS. Fatir: Ayat 35).
Hikmah Ayat Al-Qur'an Surat Fathir 29-30
Ibroh petikan Ayat Quran Surat Fathir 29-30 terkait Bisnis Perdagangan yang tidak akan rugi yang dapat dijadikan pelajaran dalam aplikasi kehidupan sehari-hari :- Manusia hendaklah setiap hari melakukan transaksi dunia dan akhirat.
- Bisnis perdagangan yang tidak akan rugi itu adalah membaca Al-Qur’an, mendirikan sholat dan infak.
- Bila mau bisnis lancar dan tidak rugi perniagaan bisnis dan transaksi harus dengan landasan : Al-Qur’an, Sholat dan Infak.
- Bisnis dengan landasan 3 hal di atas menjadi perniagaan yang tidak rugi di akhirat dan menjadi kunci meraih keberhasilan dan kesuksesan di dunia.
Semoga tulisan singkat tafsir Ayat Al-Qur'an QS. Fathir : 29-30 tentang Bisnis Perdagangan yang tidak akan rugi menjadi renungan hikmah dan menjadi amal kebaikan untuk penulis. Para pembaca mudah-mudahan senantiasa diberi kemudahan menjalankan berbagai aktifitas kegiatan dan mendapat keberuntungan yang hakiki dari Allah SWT. Amin
Menarik untuk dibaca dan dikoreksi tentang arti Iqro = 'Bacalah!' pada artikel Tafsir IQRA pada QS. Al-Alaq : 1-5.
Karya tulis penulis :
Download .pdf : Buku Panduan Menjadi Master Selling.