Persiapkanlah Diri Kita Menuju Kematian

Persiapkanlah diri kita menuju kematian
.
Ma’asyiral muslimin  rahimani wa rahimakumullah ,
Terlebih dahulu mari kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala dengan ketaqwaan yang sebenar - benarnya , yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah Swt dan rasul-Nya Muhammad Swt serta menjauhi apa yang dilarang oleh Allah Swt dan Rasul-Nya Muhammad Swt .

Rasul kita yang mulia Muhammad Saw didatangi oleh Malaikat Jibril. 
Lalu Jibril berkata kepada beliau, :
“Ya Muhammad, hiduplah sesukamu, sesungguhnya kamu akan meninggal dunia. Cintailah orang yang kamu cintai, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. 
Dan beramallah sesuai dengan kehendakmu, sesungguhnya kamu pasti akan diberikan balasan oleh Allah. Ketahuilah, kemuliaan seorang mukmin terletak pada sholat malamnya, dan keperkasaannya saat ia tidak membutuhkan manusia.” 
(HR. Imam At - Thabrani) .

Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah, : “Wahai Muhammad, silakan kamu hidup sesukamu, kamu akan meninggal dunia.” Semua manusia, semua kita pasti akan meninggal dunia. 

Dan Allah berfirman, :
“Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian.” 
(QS. Ali ‘Imran: 185)

Kematian itu sesuatu yang pasti. 
Dan setelah kematian itu yang harus kita pikirkan. 
Karena setelah kematian kita akan diberikan oleh Allah Swt balasan setimpal sesuai apa yang kita amalkan di dunia.

Persiapkanlah diri kita menuju kematian. Rasul kita yang mulia Muhammad Saw menyuruh kita banyak mengingat kematian. 
Beliau bersabda, :
“Perbanyaklah oleh kalian mengingat penghancur kenikmatan, yaitu kematian.”

Sekaya apa pun kita, hidup seenak apa pun kita, tetap kita akan meninggal dunia. 
Kita akan dibungkus dengan kain kafan kemudian dimasukkan dalam liang lahat. 
Ketika kita sudah di liang lahat tidak ada teman, tidak ada siapa-siapa yang akan membantu kecuali amalan kita.

HP yang selalu kita pegang akan meninggalkan kita. Teman-teman yang sangat kita cintai pun akan pergi dan melupakan kita. 
Istri dan anak-anak kita juga akan pergi dan meninggalkan kita. 
Kita akan sendiri di liang lahat, didatangi malaikat Munkar dan Nakir, dan ditanya, : “Man Rabbuka?” 
Siapa Tuhanmu? Siapa nabimu? 
Apa agamamu?

Siapkah kita, saudaraku, untuk hari itu ? 
Karena siapa yang selamat di kuburnya, maka yang setelahnya lebih mudah lagi menuju Surga. 
Dan siapa yang tidak selamat di kuburnya, kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka setelahnya akan lebih berat lagi.

Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, :
“Jibril ‘alaihissalam pernah datang kepadaku seraya berkata,: 
‘Hai Muhammad! Hiduplah sesukamu, sesungguhnya engkau akan menjadi mayit. Cintailah siapa saja yang engkau senangi, sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya. 
Dan beramallah semaumu, sesungguhnya engkau akan menuai balasannya. 
Dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin terletak pada salat malam dan kehormatannya adalah rasa kecukupan dari manusia.’” 
(HR. Thabrani. 831)

“Silakan kamu hidup sesukamu, sesungguhnya kamu pasti akan meninggal dunia.
Silahkan cintai siapa yang kamu sukai, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya.”

Perpisahan itu pasti, saudaraku, dengan orang - orang yang kita cintai. 
Mungkin kita yang dahulu pergi meninggalkan mereka atau mereka yang dahulu pergi meninggalkan kita.
Yang jelas, mencintai seseorang janganlah berlebih-lebihan. 

Disebutkan dalam sebuah riwayat, :
Dari Abu Hurairah secara marfu': "Cintailah orang yang kau cinta dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah kepada orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta" 
(HR Tirmidzi)

Kemudian kata Malaikat Jibril, : 
"Berbuatlah sesukamu, karena sesunggunya engkau akan diberikan balasan karenanya!" Setiap orang akan diberi putusan sesuai dengan konsekuensi dari perbuatannya (QS. Fussilat : 40). 

Semua orang akan dibalas setiap kebaikan maupun keburuka yang dilakukannya walau sebesar debu yang berterbangan 
(QS. Al-Zalzalah: 7-8).

Allah berfirman, :
“Siapa yang mengamalkan kebaikan sebesar biji sawi, ia akan melihat balasannya. 
Dan siapa yang mengamalkan keburukan sebesar biji sawi, ia akan melihat balasannya.” 
(QS. Az-Zalzalah : 7-8)

Saudaraku, di hari hisab itu tidak ada yang tersembunyi lagi. Maka orang kafir merasa heran dan berkata, :
“Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil maupun yang besar kecuali sudah tertulis dengan rapi dalam kitab itu?” 
(QS. Al-Kahfi : 49).

Semua kita akan diberikan balasan terhadap ucapan kita, terhadap apa yang kita ketik di HP, yang kita ucapkan kepada teman, kepada istri, kepada anak, yang kita sampaikan kepada manusia. 
Semua akan diberikan balasan, yang kita lihat dan yang kita pandang, yang kita dengar oleh telinga, bahkan langkah kaki dan yang kita gerakkan dengan tangan. 
Semua akan ditanya oleh Allah dan diberikan balasannya.

Kemudian Malaikat Jibril berkata, :
"Wahai Muhammad! Kemuliaan seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari untuk sholat malam, dan keperkasaanya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia." 
(HR. Ath-Thabrani, Abu Nu'aim dan Al-Hakim).
 
Rasulullah Saw bersabda, :
“Rabb kita, Allah, kagum kepada dua orang , yaitu :

>1. Orang yang ikut perang di jalan Allah. Ketika pasukannya kalah, ia tidak ingin lari. 
Karena jika lari, ia akan mendapatkan adzab yang keras dari Allah. 
Maka ia terus maju sampai meninggal dunia dan mati syahid.

>2. Orang yang bangun di waktu malam, ia tinggalkan syahwatnya, ia tinggalkan kenikmatan tidurnya demi mendapatkan keridhoan Rabbnya.”

Sungguh, Allah kagum kepada hamba seperti ini, saudaraku. 
Itulah kemuliaan seorang hamba, mampu meninggalkan syahwatnya dan hawa nafsunya, dan menjadi seorang hamba yang benar-benar menghambakan dirinya kepada Allah Swt. 
Mengakui kelemahannya, mengakui bahwa dirinya adalah hamba Allah yang butuh karuniaNya.

Kemudian, kata Malaikat Jibril,: 
“Dan keperkasaannya, ketika ia tidak butuh kepada manusia.” Artinya, seorang mukmin tidak mengharapkan bantuan manusia. Yang ia harapkan adalah bantuan dari Allah semata.
Tabu baginya untuk meminta-minta, karena ia tahu bahwa meminta-minta adalah kehinaan. 
Kehinaan yang hakiki bagi seorang insan, ketika ia menjadi orang yang tangannya di bawah, ia ingin agar tangannya selalu di atas, membantu orang-orang yang susah. 

Itulah, saudaraku, kemuliaan dan keperkasaan seorang mukmin yaitu sahid karena perang dijalan Allah .
Namun  karena saat ini sudah tidak ada perang , maka yang kita perangi adalah perang melawan hawa nafsu , kemungkaran,  kemunafikan serta kemiskinan umat .
Dan kita juga harus bisa mengutamakan kenikmatan akhirat daripada kenikmatan dunia , antara lain bangun tidur dari kasur empuk di ruangan dingin ac , untuk melaksanakan sholat malam bertaubat kepada Allah agar diampuni dosa dosa kita.

Ma’asyiral muslimin  rahimani wa rahimakumullah ,
Demikianlah Kultum Subuh ini 
Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, serta bisa menjadi penyebab kita untuk meningkatkan ibadah, ketaqwaan, keimanan, dan menjauhi segala larangan. 
Wa billahit taufik wal hidayah. Wassalamual
aikum warahmatullahi wa barokatuh.